Seputar Jateng
memiliki berjuta cerita dan kisah baik untuk kisah klasik yang dapat
dilihat dari sisi tradisonal yang sangat kental pada setiap individu
masyarakatnya dan selalu menjunjung tinggi norma norma ada istiadat
yang diembannya. Maka wajar jika akan melakukan sesuatu, masyarakat
Jawa Tengah akan selalu melakukan ritual yang dikhususkan kepada
leluhur. Bahkan untuk prosesnya pun akan selalu menjunjung tinggi
adat leluhur yang telah terjadi secara turun temurun dan berlangsung
sudah cukup lama hingga ratusan tahun lamanya. Salah satu adat
istiadat yang masih dilakukan dengan konsep tradisional ini adalah
proses upacara pernikahan. Sebelum masyarakat Jawa Tengan melakukan
upacara perkawinan, ada hal yang harus pertama kali dilakukan yaitu
selalu memanjatkan do’a dari awal hingga akhir. Walaupun sebenarnya
terjadi juga pemberian sesajen yang dikhususkan bagi leluhur yang
biasanya disimpan di sekitar rumah.
Untuk
acara khususnya yaitu upacara prosesi pernikahan yang menggunakan
adat Jawa Tengah, dilakukan beberapa tahapan yaitu :
- Bersih Lahir Dan Bathin
Proses
ini dilakukan sebelum kedua mempelai melangsungkan pernihakan dengan
melakukan pembersihan secara lahir dan bathin. Proses ini dilakukan
agar kedua mempelai memulai sebuah rumah tangga dalam kondisi lahir
dan bathin yang bersih.
- Midodareni
Prosesi
ini adalah prosesi dilakukannya perkenalan antar keluarga dan
sekaligus sebagai acara silaturahmi. Prosesi ini adalah awal dari
panjangnya prosesi pernikahan menggunakan adat Jawa Tengah. Pada
prosesi ini pula mempelai pria yang diwakili oleh sesepuhnya memimpin
pertemuan yang nantinya akan diberi bingkisan sebagai tanda kasih
dari keluarga wanita.
- Upacara Injak Telur
Upacara
injak telur ini adalah aplikasi do’a kedua mempelai agar dikaruniai
seorang anak dengan segera. Pecahnya telur ini juga dijadikan sebagai
simbol dari lahirnya keturunan yang sangat didambakan oleh kedua
mempelai hasil buah cintanya bersama. Kemudian dilanjutkan dengan
mencuci kaki oleh mempelai wanita sebagai arti dari sebuah kesetiaan
istri terhadap suami.
- Sikepan Sindur
Prosesi
ini adalah proses dibentangkannya sindur pada kedua mempelai sebagai
lambang untuk mempererat kasih sayang yang disatukan oleh ibu dan
ayah ada di bagian depan sebagai penujuk jalan dan simbol bahwa
kehidupan dimasa yang akan datang harus mencontoh yang baik dari
orang tua terutama kepala keluarga.
- Acara Pangkuan
Dikenal
dengan timbang bobot dimana mempelai wanita duduk di paha kiri ayah
pengantin wanita dan mempelai pria di paha sebelah kanannya. Kemudian
akan ditanya oleh ibu mana yang berat dan ayah akan menjawab sama
beratnya. Artinya adalah bahwa orang tua tidak akan membeda bedakan
kasih sayang walaupun dan akan mengganggap mereka adalah sama sama
anak yang harus dibimbing dan dijaga.
- Kacar Kucur
Prosesi
ini adalah prosesi yang melambangkan kesejahteraan dan aktifitas
mencari nafkah dan menjalani kehidupan sebagai mana mestinya. Dan
harus tetap ingat kepada orang tua seberapa pun yang akan diberikan
dari rezeki yang didapatkan.
- Dahar Klimah
Adalah
proses dimana mempelai saling menyuapi yang kemudian dilanjutkan
dengan meminum air putih. Artinya adalah bahwa berumah tangga itu
harus rukun, sepananggungan, tolong menolong, saling memperhatikan
dan saling mencintai.
- Titik Pitik
Proses
datangnya besan untuk menyaksikan sakralnya upacara pernikahan dan
menyimbolkan bertambah luasnya tali sebuah persaudaraan.
- Sungkeman
Ini
adalah acara permohonan do’a restu dari kedua orang tua mempelai
yang dilanjukan kepada sesepuh dan lain lain.
Prosesi
yang telah dijelaskan di atas adalah prosesi yang utuh dan tidak akan
pernah dilewatkan didalam sebuah pernikahan menggunakan adat Jawa
Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar